Kamis, 24 April 2014

sekali lagi saja...

"sudah makan? sedang apa sekarang? kangen sama aku gak?" bolak-balik nulis kemudian dihapus, kemudian.ditulis lagi, begitu seterusnya. tapi tak berani menekan tombol send setelah menulisnya, lucu!

yaa...begitu memang. sudah lama kita tak pernah bertukar kabar, jelas aku rindu. tak peduli apa yang kau rasakan sekarang. mungkin sedikit marah, kenapa kau tanyakan tentang abu rokok yang semalam berserakan di meja? lebih peduli dengannya dibandingkan hatiku yang kau iris tak beraturan, sehingga aku susah mencari potongan lainnya untuk ku jadikan puzzle?

tenang sayang, abu rokok dan wine itu hanya sebagai teman, bukan pelampiasan. dia hanya mau mendengarku ketika dua barang yg mulai kubenci itu aku tawarkan untuk dia. aku tak mampu seperti itu. kau tahu kan? aku ini cengeng. hanya tau menangis dan menangis.

malam itu, sesak. makin sesak. rindu penyebabnya. bagaimana denganmu? apakah sekarang kau sedang mengemasi barang2ku untuk kau lempar keluar dari hatimu, sekaligus mengusirku mentah-mentah??? aku nampak sebagai perempuan tak berguna. tak ada bahagia yang ku hadirkan, aku terlalu manja. sampai aku terlalu mengandalkan dirimu, aku terlalu percaya sampai aku mampu kau khianati? aku terlalu sering mengecewakan, sampai kau hukum aku sejahat ini? sedikit aku ingin bertanya, apa yang kau pernah katakan, hanya untuk membuatku terbang ke angan-angan? kau tidak pernah betul-betul mencintaiku, bukan? aku hanya sebagai pengobat lukamu, iyakan? dan setelah kau sembuh, dengan sesuka hati kau boleh meninggalkanku? dan ketika kau kembali sakit, aku harus tetap menjadi obatmu...begitu seterusnya? boleh saja...aku mengikuti apa maumu, aku tidak akan kemana-mana. aku akan disini, menunggumu mendatangiku kembali, mengobati lukamu hingga sembuh, kemudian cari kebahagiaan lain yang akan melukaimu kembali. aku memang hanya sebatas itu.

terlalu murahan aku di hadapanmu... namun aku tak pernah meminta kau datang menghampiriku. aku tak pernah datang diawal untuk menawarkan hatiku kau jaga. sampai detik inipun aku tak pernah meminta untuk dijaga. kau yang menawarkan hatimu kepadaku lebih dulu, dan aku menjaganya sebelum kau memintanya. terlalu naif kalo aku meminta sebaliknya??

kita tidak harus selalu sama, kita berjalan dengan kaki yang berbeda, meski tangan saling menggenggam. mengapa? karna kau tau, aku hanya butuh kekuatan untuk mendampingimu. membantumu meraih apa yg kau impikan, karna secara tidak sadar, kau pernah berbuat seperti itu padaku. kau pernah jadi semangat terbesarku, sampai hari ini. kau juga selalu menjadi do'a terakhir yg selalu tak lupa kusebut. kamu terlalu berharga.

apakah aku salah, mempertahankan sesuatu yang menurutku berharga? sepertinya tidak. kau pernah bertanya "beri saya satu alasan, supaya saya bisa bertahan! dan tidak lagi merasakan ketidaknyamanan yang kamu lakukan" masih ingat jawabanku? saya tidak punya alasan, untuk sekedar mempertahankanmu, saya tidak bisa janjikan apa2, tapi saya akan terus berusaha. bertahan tidak butuh alasan, bertahan itu keyakinan dan ketulusan. entah munafik atau apalah, tapi setidaknya aku masih memiliki keyakinan untuk tetap terus mendampingmu, setidaknya sampai aku tidak mampu lagi untuk bertahan.

usahaku menutup kuping, dari bisikan-bisikan orang luar. meskipun terkadang aku tergoda, namun aku masih percaya, masih ingat dengan kata2 mu dulu. usahaku terlalu keras untuk bertahan sampai aku terlihat seperti murahan dimatamu. maka, lihat aku sekali lagi. pikirkan aku sekali lagi. cintai aku sekali lagi. hanya sekali lagi. sekali lagi.


Love,
hiksyanisanie

ada apa dengan "kita" ?

selamat dini hari, ibukota.

pukul 3.27 dini hari.
dimana yang lain sedang tidur dengan pulasnya, namun diluar sana. yaa...aku masih mampu mendengar deru kendaraan dari lt. 33 apartemen kecil ini. luar biasa kehidupan ibukota tercinta. padahal sebentar lagi subuh, kota ini terlalu hidup.

malam ini, jujur saja. kegundahan itu kian menyapa, makin sering berkunjung. bukan...ini sebenarnya bukan keluhan, saya sudah bosan dicap sebagai "pengeluh" ini lebih kepada saya kurang mampu memendam sendiri. beberapa mungkin sudah tumpah, membasahi bagian hati yg lain, membuat dada kian sesak. ya...itulah.

sebentar saja, duduk denganku. mungkin sedikit red wine mampu mencairkan suasana yang kian membeku. beberapa batang rokok pun tak masalah buatku. apa kabar "kita"? pertanyaan yang keluar dari mulutku ini, jelas sangat menyayat hati sendiri, menorehkan luka lagi. tak apa, aku terbiasa dengan luka yang menganga.

"kita" masih pantas saya atau kamu menyebutkan kata yang mewakili saya dan kamu? entahlah...jauh dari lubuk hati yang paling dalam, aku masih menginginkan kata itu. bahkan terlalu menginginkannya. jelas! bagaimana denganmu?

entah sudah beberapa hari lamanya, kabarmu tak lagi terdengar, suaramu kau sembunyikan, rupamu kau simpan jauh dari pelupuk mataku, napasmu tak lagi terdengar ditelingaku, bahkan pelukanmu tak pernah lagi merengkuh, senyummu bukan lagi untukku. sejauh ini.

apakah "kita" benar2 telah selesai? cerita yang aku tuliskan di buku yang kau berikan, harus ku akhiri? aku belum lelah menulis, asal kau tahu. aku hanya lelah dengan masa lalumu, sikapmu yang sedang berusaha aku terima, kelakuanmu yang diluar batas kesetiaanku. terlalu senang kau membuat luka, sayang...

aku berubah? aku yang tak sebesar harapanmu? mari aku tunjukkan sesuatu. lihat ada cermin berukuran sama denganmu, sehingga kau mampu melihat dirimu dari ujung kepala hingga kaki. akupun demikian, sedang berada dihadapan cermin disebelahmu. terpaku. tersedu. menangisi kekuranganku yang membuatmu memutuskan untuk tidak lagi mencintaiku. seperti ini rupanya? sedangkan kamu, apa yang sedang kau fikirkan melihat cermin itu? yaa...kamu sempurna sayang...maka apapun kulakukan untukmu, namun...

apa makna "kita" sesungguhnya??
hanya label yang kau sematkan, untuk membahagiakan perempuan malang, yang beberapa waktu yang lalu sedang menjahit lukanya yang masih menganga lebar? ataukah untuk membantu perempuan malang itu mengobati lukanya, kemudian menjaganya agar tidak ada infeksi? atau ada alasan lain?

tadinya perempuan itu berfikir, untuk saling mengisi satu sama lain, belajar berbagi, belajar lebih mencintai, lebih menghargai ketulusan, lebih menjaga. namun, tak pernah disangka sakitnya luka yang hampir sembuh, kau sayat kembali lalu dengan begitu teganya kau memeras jeruk nipis ke lukanya. lebih perih.

"jangan tergesa-gesa dan menjadi takut sampai kau meninggalkan orang yang kau cintai hanyak karena kau fikir ia bukan orang yang baik. karena sebenarnya, cinta memiliki kekuatan untuk memperbaiki seseorang menjadi yang terbaik dari segala yang baik" - Zarry Hendrik
tiba-tiba kata2 itu mengingatkanku pada lelaki yang begitu ku cintai, ia baik. menginginkan perubahanku demi kebaikanku dan orang2 sekitar yang mencintaiku. dia juga pernah menawarkan diri, tepat pada usiaku 24tahun malam itu, bila masih diperlukan dia akan selalu ada berdiri disebelahku. namun, kemana dia sekarang? peduli apa dia sekarang? apakah aku harus tetap percaya padanya??? oh...mungkin dia sedang memberiku ruang untuk memperbaiki diri, bukankah dia sungguh pengertian? maka, apalagi yang aku cari? dia memiliki semua yang aku butuhkan.

lalu siapa diantara "kita" yang benar-benar berubah? sayakah? ataukah kamu? entahlah...saya malas memperdebatkan siapa diantara "kita" yang lebih...karna itu akan membuat banyak luka baru setelahnya. karena di dalam suatu hubungan tidak akan pernah ada yang sama, selalu ada yang lebih dan yg kurang. intinya, saya sedang berusaha memperbaiki diri, itu saja yang perlu kau tau. itu pula yang kau inginkan?

pagi dan siang makin sulit ku jumpai, aku memilih memalingkan muka. kenapa? aku tidak tahan untuk tidak bertemu denganmu. maka aku lebih memilih bermimpi, dengan itu setidaknya aku mampu memelukmu. akhir-akhir ini malam menjadi sahabat baik ku, dia senantiasa mendengar isakan tangis, ceritaku yang tak habis tentang kamu, dan beruntungnya malam tidak pernah mengeluh. dia setia menemani setiap hari, meski hanya melihatku terpuruk berteman dengan abu dan asbak yang kian penuh. rusaknya aku!

"kita" mungkin tidak ada kesempatan lagi merangkai 4 huruf yang mampu membuatku tersenyum begitu lebar, entahlah. aku takut membayangkannya, aku mungkin masih enggan memunculkan kembali rasa kehilangan itu.

lalu, sekarang bagaimana dengan "kita" ?
jika 19 bulan yang lalu kau datang, dan hanya untuk membuatku merasakan bagaimana rasanya ditinggal pergi, aku berharap kau tidak perlu datang hari itu. karna aku masih hafal betul rasanya.

"aku pernah mengelukanmu, sampai aku lupa atas diriku sendiri. aku mencintaimu, sampai aku lupa untuk mengenal diriku sendiri. aku memedulikanmu sampai aku menelantarkan hatiku sendiri. sebab yang kutahu hanya kamu. sebab aku tidak punya banyak cara mengenal yang lain, sebab aku tidak pernah menuntut diperlakukan secara baik hingga kamu merasa tidak perlu menjaga dan merawatku" - ChachaThaib

selamat malam, kamu.
demi Tuhan, saya sayang kamu. dan saya rindu "kita".

Love,
hiksyanisanie