Senin, 25 Agustus 2014

ijinkan saya menangis, menangis lebih lama.

seorang sahabat, baru saja menyuruhku membaca sebuah tulisan di blognya yang dia tujukan padaku. terharu. membacanya membuatku membuka kotak pandora yang ku isi dengan kenangan tentangmu. senyumku malam ini berurai air mata. 

aku berusaha dengan keras mengumpulkan serpihan kenangan tentang kita di kotak pandora, berusaha menguncinya dengan rapat, seolah-olah aku sendiri pun tak akan pernah mampu membukanya. ternyata, kekuatanku tidak semaksimal itu, aku selalu bisa membukanya, meskipun dengan luka yang kembali kusayat sendiri ditempat yang sama.

aku sudah katakan berkali-kali, berat sekali melepaskanmu hingga detik ini. semakin kucoba, semakin tak mampu kugerakkan kakiku berjalan. Ya Tuhan, kuatkanlah hatiku...
tangisanku malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya, merindukan 'kita'. 
ijinkan saya menangis malam ini, menangis lebih lama. sambil sesekali merindukanmu di tiap tetes air mata.


selamat malam, kamu.
@hiksyanisanie

R.I.P KITA 14 September 2012 - 6 May 2014

sebut saja aku sering berlebihan dalam mengungkapkan sesuatu, entahlah mungkin inilah yang menjadi kebiasaan buruk (katamu) yang harus ku ubah menjadi lebih sederhana, agar kelihatannya tidak terlalu rumit. menulis adalah caraku mengungkapkan, dan salah satu hal yang terberat adalah ketika aku kembali menulis tentang KAMU, yang tidak lagi menjadi KITA. entahlah, perlahan semuanya terasa berat, tentu saja. KAMU yang dulunya menjadi bahanku untuk bercerita dan menuliskan apa saja. imajinasi yang terbentuk saat memikirkanmu, terlalu liar. aku bebas menceritakan apapun. berbeda dengan malam ini, semuanya kosong. kosong entah kemana perginya. tak kutemui lagi imajinasi yang membuatku bebas bercerita. mungkin hari ini aku hanya harus sedikit mencari bahan tulisan lain, selain KAMU.

sedikit kembali ke beberapa belas bulan yang lalu...
dengan susah payah, tertatih-tatih menemukan huruf demi huruf, menerka-nerka disetiap hati yang menawarkan, namun ternyata di dirimu aku menemukan huruf itu, lengkap dan utuh sehingga aku mampu merangkai K.I.T.A. yang tidak hanya sekedar kata, namun paparan jelas menggambarkan KITA. kini disudut ruangan ini, aku kembali tertatih-tatih, tapi kali ini dengan susah payahnya aku memporak-porandakan susunan kata itu. entah mungkin banyak orang bertanya, apa maunya? kini aku harus bertanya kembali padamu, apa maumu? 

ketika kehadiranmu, kemudian hanya untuk mengajariku bagaimana caramu pergi? Oh Tuhan, bolehkan aku berkata "ini kejam, Tuhan" terlalu kejam, mungkin aku tak mampu ataukah enggan melaluinya? kau datang terlalu singkat, lalu kau pergi dengan begitu cepatnya. hari ini ketika aku menulisnya, aku sedang duduk sendirian di kedai kopi di salah satu mall di kota ku. mengapa aku memilih tempat ini? entahlah....tapi aku berfikir karena kita berdua belum pernah duduk berdua di sini. tidak seperti beberapa kedai kopi di mall ini, kita hampir sering duduk berdua, atau sekedar menemanimu mengulas foto-foto koleksimu. tahukah kamu sayang, hal yang paling membuatku merasa kamu bahagia berada disampingku adalah ketika kamu duduk sendiri didalam duniamu, sambil mengutak-atik foto di layar laptopmu. iyah itulah kesenanganku yang paling nyata, ketika aku dengan sesuka hati bersandar dibahumu. dan kau masih sibuk tenggelam di duniamu. hahahaha... kita pernah sedekat itu sayang...

19 bulan, menurut kebanyakan orang sudah bisa dibilang cukup lama. tapi, tidak menurutku. meskipun aku menikmati setiap detiknya dengan kamu, aku mampu mempercepat waktu hanya dengan digengammu. terlalu kunikmati hariku (semoga kamu juga pernah merasakan itu). kedai kopi ini terdengar ramai sekali, sejujurnya. tapi aku membenamkan diri di depan laptop, menuliskan kenangan tentang kamu yang pernah menjadi KITA. 

dengan begitu sakit dan berat, aku mulai menata hari-hari tanpa melakukan kebiasaanku denganmu. ketika tak ada tempat untukku membuang waktuku, aku bisa saja berlari ke arahmu. meski hanya sekedar menontonmu sedang tertidur, senyum saat kau mengigau, atau mungkin saat kamu merasa tidurmu terganggu dengan kedatanganku, kamu bisa saja memelukku dalam  lanjutan tidurmu. sudah sejauh itu sayang, kita pernah bersama. tidakkah kamu merindukan caraku menghabiskan waktuku? atau hanya sekedar menemanimu kemanapun kamu pergi, aku tak pernah peduli dengan cuaca diluar sana, ketika kamu kebasahan karena hujan, akupun demikian. ketika kamu kepanasan dengan terik matahari, aku juga. tapi aku masih memelukmu erat dari bangku belakang. tak peduli saat itu kita naik motor, mobil bahkan angkutan umum sekalipun, kita pernah.

Lalu, kemudian bagaimana sekarang aku menjalani hari-hariku. Kemana aku menghabiskan waktuku. Karena semuanya terlalu sering bersamamu. Terlalu banyak yang kita berdua telah tuliskan setiap harinya. Dulu aku pikir ini akan berlangsung selamanya, makanya aku berani untuk melibatkanmu dalam perjalanan waktuku setiap saat. Namun, aku tak pernah menyangka kalau ternyata akan berakhir seperti ini kita berdua.

Keputusan terberat dalam hidup adalah ketika aku dihadapkan dengan kenyataan bahwa ternyata orang yang aku percaya setengah mati, yang aku sayangi dengan tulus, ternyata selama ini mengkhianati hati dan perasaanku. Sebulan lebih aku mencari, apa yang harus aku lakukan. Hatiku ingin bertahan sementara otakku menolaknya. Berperang dengan diri sendiri dalam menentukan langkah kakiku kemana harus berjalan hari ini. Berat sekali sayang, penyesalan adalah ketakutan terbesarku. Aku takut menyesal melepaskanmu, karena hingga saat ini aku masih membutuhkanmu, masih menginginkanmu dengan utuh. Sayang, sungguh hari ini aku ingin sekali dipeluk kamu, aku masih ingin kamu disini.
Semoga keputusanku hari itu tidaklah salah. Amin.

Kemudian, aku ingat seorang teman pernah berbagi cerita denganku. Betapa hancurnya hatinya ketika ia saat itu juga putus dengan pacarnya yang dia pacari selama 8 tahun. Hampir sama, pacarnya lebih memilih orang lain. "Gue gak ngerti apa maunya cowok. Mungkin mereka kurang bersyukur ya. Kita udah sama-sama dari nol, memperjuangkan banyak hal, mengorbankan banyak hal, tapi saat cowok udah berada di atas, punya semuanya. Dia malah milih buat nyari orang lain, buat menikmati hasil kerja keras gue dulu sama dia. Gak ngerti. Jatuhnya gue kasian banget ya."
Hanya berselang 3 bulan setelah mendengar curhatan itu, ternyata saya juga ikutan putus. Hampir sama sih penyebabnya. Apapun alasan dia ke saya, saya pikir itu semua hanyalah sebuah alibi agar saya segera mundur. Berapapun lama kita pacaran, berjuang dan berkorban sama-sama ternyata gak menjamin kita akan tetap sama-sama ketika salah satu dari kita berada dipuncak. Bisa saja kita memilih orang lain untuk menikmatinya diatas. Bukan dengan orang yang berjuang bersama kita.

Saya gak pernah nyalahin dia sedikitpun, mungkin emang sayanya aja yang selama ini kegeeran. HAHA. dia tidak pernah benar-benar dengan saya. Harusnya saya lebih jeli dan teliti dari awal. Dia adalah mimpi tertinggi saya yang akan terlalu sakit saat terjatuh.

Kepada kamu,
terimakasih atas 19 bulan yang begitu luar biasa.
maaf atas 19 bulan yang tidak sesuai dengan maumu.
maaf atas 19 bulan kesalahan yang pernah aku lakukan, aku tidak bermaksud.
terimakasih, kamu pernah menjadi bagoan-bagian penting dari kehidupanku.
sebelum bertemu denganmu, hidupku baik-baik saja. semoga setelah tidak denganmu, hidupku masih tetap baik. tidak ada yang bisa aku paksakan disini, tidak ada yang aku bisa perjuangkan disini, seperti katamu.
aku sudah pernah berjuang untukmu, aku sudah mengalah untukmu, semoga semuanya yang aku lakukan membuatmu bahagia dengannya. Amin.
terimakasih, karena kamu pernah membuatku berdoa dan bersujud di depan Ka'bah dengan menyelipkan namamu disana. :")

Jika suatu hari kamu membaca tulisan ini, dan kamu sadar kalau kamu susah salah menyakiti hatiku saat itu, kamu tahu bahwa aku sudah memaafkanmu sejak lama. Dan kamu tahu, saya tidak akan kemana-mana, rasanya masih sama. Kamu boleh datang kembali :')
Love you, AzK.


@hiksyanisanie



Sabtu, 09 Agustus 2014

sebuah analogi cinta : Berdua.

Orang yang jatuh cinta itu keinginannya sederhana : berdua dalam cinta.
Cinta adalah hal yang termanis di dunia. Bibir bahkan bisa senyum terus sampai bengkak. Makan apa aja rasanya enak, dan tidur pun nyenyak. Tapi itu baru bagian dari rasa 'manis'-nya. 
Sedangkan ternyata, cinta masih punya banyak rasa. Kecut, saat menghadapi pacar yang cemberut. Asem, ketika dicuekin sama pacar dari pagi sampai malem. Atau pahit pas mergokin pacar....ah udahlah jangan diterus, nanti malah makin sakit. :p

Pilih mana, 'berdua untuk bahagia' atau 'berpisah dan terluka' ?

Kata orang-orang, buat yang baru patah hati, obat yang paling manjur adalah Move On. Kata temenku "sebaik-baiknya move on adalah jatuh cinta lagi". Tapi ternyata gak segampang mereka ngomong blablabla  soal move on. Ada beberapa orang yang 'berusaha' jatuh cinta lagi kepada orang lain, namun pada kenyataannya, mereka balik lagi sama mantannya. Kalo menurut aku sih, tipe orang kayak ini sih sebenarnya belom bener-bener move on. Mereka hanya mencari pelarian dengan orang lain sambil membohongi perasaan masing-masing. Kalo emang sama-sama masih sayang, kenapa harus pisah? kenapa gak berusaha untuk bertahan? Bukannya cinta itu menguatkan satu sama lain? Berjuang demi cinta dan orang yang kita sayangi adalah wajib hukumnya, bukan?

Kemudian, pada fase kamu udah mulai pacaran, 'jatuh cinta bikin mabuk kepayang' mulai mendominasi segala aspek kehidupan kamu. Jatuh cinta itu bikin manusia lupa, yang paling lumrah adalah ketika dua orang saling jatuh cinta, mereka akan melakukan hal-hal yang norak. Semua orang pasti pernah demikian, iya kan? Kalian awal pacaran juga gitu kan? Termasuk aku dan dia diawal pacaran, kalo kepikiran sih, masih bikin senyum-senyum geli sendiri. hehehe :p
Tapi sebagaimana noraknya kalian jaman pacaran, ternyata bagi sebagian orang punya pacar itu ada beberapa manfaatnya. Seperti aku, waktu itu dia pernah jadi alasan terbesar aku untuk semangat ngejalanin hari-hari, berharap setiap harinya bisa tertawa bahagia dengan dia. 
Dalam hubungan pacaran, kita juga gak bisa menghindar dari yang namanya pertengakaran. Malah bisa jadi alasanya adalah berasal dari hal-hal yang norak, iya gak? Termasuk kalo lagi suntuk, kemudian ngobrol ngalor ngidul bisa juga jadi pemicu pertengkaran, meski kecil dengan acara ngambek-ngambekan manja salah satu pasangan kalian. Tapi, obrolan-obrolan yang gak penting satu persatu berlalu, tetapi semuanya dilalui dengan satu hal yang penting bersama dia yang disayang.

Pernah berantem lumayan hebat gak? Aku sering, keseringan berantem karena hal-hal kecil kami berdua. termasuk masalah mantannya dia. Hahaha. Iyah, namanya juga cewek. Kalo masalah mantan itu udah garis keras sebenarnya yang gak boleh disangkut pautkan dihubungan kalian, kalo mau hubungannya sehat, sekecil apapun. Dan saking sayangnya juga kali, kebanyakan akunya yang selalu minta maaf. Aku orangnya paling gak bisa itu ada kata-kata "kamu yang dewasa dong, kayak anak kecil terus". kemudian dengan muka penuh rasa bersalah, meski kadang-kadang aku pikir, sepertinya aku gak salah-salah amat kok, tapi daripada berantemnya panjang, yaudah ngalah deh. Tapi minta maaf gak semerta-merta dia langsung baik dan maafin kita. Karena menurut dia, terkadang maaf aja gak cukup, harus ada tindakan lebih dan kesabaran dalam menantikan hasilnya, biar dia kembali senyum dan melupakan masalah.

Mengerti untuk dimengerti.
Pengertian berhubungan langsung dengan pengorbanan. Orang yang mengerti akan mengorbankan sesuatu dari dirinya untuk orang yang dia sayangi. Namun, kadang tidak berjalan seperti apa yang seharusnya, khususnya dalam hubungan manusia dengan manusia yang lainnya. Hubungan manusia dengan dirinya sendir saja kadang rumit. Serumit bingung dan bengong di jam makan siang karena gak tahu mau makan apa, dimana, dan pastinya...sama siapa.
Makanya hubungan antara dua manusia bisa lebih rumit lagi. Kadang pengorbanan dilakukan jauh lebih banyak, sedangkan manfaat yang dirasakan gak sesuai yang diharapkan. Perasaan aku memang butuh pengorbanan, dan itu sudah saya lakukan. Tetapi, sepertinya sudah kelewatan sehingga menyebabkan kamu berlaku seenaknya.
Perbuatan seseorang itu seperti cermin terhadap apa yang dia rasakan dan dia butuhkan. Sama seperti orang yang mengerti. Karena, sesungguhnya orang yang paling mengerti adalah orang yang paling butuh dimengerti.

Mungkin karena saat aku pacaran sama dia, keadaan dimana aku baru saja lulus kuliah dan sedang gak ada kesibukan. Makanya, kelihatannya aku sering 'ngintilin' dia kemana-mana. Padahal sebenarnya bisa saja sih, dia nolak kalo emang dia nggak nyaman dengan kehadiranku. Tapi kelakuannya juga tidak menunjukkan kalo dia merasa terganggu. Jadi aku memanggap, semuanya berjalan baik-baik saja.
Lalu kemudian, masa lalunya kembali datang. Mengisi kekurangan yang aku timbulkan. Tanpa sadar kalau itu adalah kesalahan. Ada dua cara mengatasi kekurangan seseorang. Cara yang baik : menerima. Cara yang buruk : menutupinya dengan kelebihan orang lain.
Kemudian, ini menjadi hal yang besar memicu kami untuk saling menjaga jarak. Awalnya niat untuk introspeksi diri masing-masing, kemudian dia terlalu menikmati kedekatan sambil bernostalgia kembali dengan masa lalunya. Mirip seperti orang sakit, tapi gak diobatin. Akhirnya sakitnya makin parah. Meski obat itu rasanya pahit, setidaknya obat punya niat untuk melakukan perbaikan, setelah perbaikan selesai semua akan enak lagi, kok. Sekeras apapun saya berusaha mempertahankan kamu hari itu, kamu tetap memilih untuk memalingkan muka. Karena yang dipertahankan saja bisa hilang, apalagi tidak.

Putus! Pilihan terakhir dan keputusan yang bisa jadi paling menyakitkan yang pernah saya ambil hari itu. Bagi beberapa orang putus itu bisa jadi hal yang menyenangkan, karena gak harus ngabarin atau nunggu kabar dari siapa-siapa dan merasa bebas.Kalo ketiduran, terus kebangun, gak panik minta maaf, blablabla. Namun sebagian lagi, putus itu menyedihkan! termasuk bagi aku, karena terlalu banyak kegiatan dan hal-hal yang sudah terbiasa dengan adanya dia. Dia bukan tipe cowok yang cerwet, lebih ke cuek. Tapi bukan berarti dia tidak memperhatikan sama sekali, dia hanya mengawasi. Ketika ada yang dia rasa menganggu dan tidak sesuai, dia pasti menegur. 
Masa-masa putus adalah masa-masa paling labil. Tadinya yang ngerasa plong karena udah lebih bebas, tapi beberapa waktu kemudian bisa saja merindukan kehadiran. Kondisi setelah putus juga adalah waktu yang paling tepat buat menyendiri, setelah itu biasanya yang terjadi adalah 'kangen'.

Move on itu seperti berlari, sehabis berlari. Ketika kita baru saja menyudahi satu sesi lari, diisi dengan mengerahkan segenap tenaga, melewati halang rintang, dan nggak jarang melompati jurang, kemudian lari itu harus terhenti. Benar-benar terhenti. Lalu supaya kita tidak berlarut-larut, kita dituntut untuk langsung berlari lagi. Bayangkan, rasanya baru saja berhenti, lalu harus berlari lagi. Dibutuhkan akselarasi yang begitu luar biasa. Makanya, terasa berat yang luar biasa juga. 
Banyak yang bilang, orang yang enggan sama yang baru disebut orang yang susah move on, susah move on bukan selalu berarti susah memulai dengan orang yang baru. Karena sebelum memulai dengan yang baru, orang yang baru putus harus melewati fase move on, yaitu menjalani hidup tanpa dia. Melewati hari-hari dengan melupakan kebiasaan-kebiasaan lama saat bersamanya. 
Dan, jujur saja untuk menghadapi fase ini saja saya sepertinya belum benar-benar siap. :"(
Sendiri berarti kebebasan......sampai datang waktunya kesepian. Dan semua yang indah, sia-sia kalau cuma "pernah".


Hidup ini tidak biasa dipisahkan oleh angka 'dua'. Misalnya saja, bagian tubuh manusia, kebanyakan ada dua. Mata, kuping, tangan, kaki. Padahal untuk berdua, nggak semudah itu. Segala yang berhubungan dengan manusia selalu rumit. 

Berdua bukan cuma tentang, "Mau gak kamu jadi pacar aku?", lalu dijawab "Mau". Berdua bukan cuma soal nanya "kamu udah makan belum?" setiap jam makan. Berdua bukan tentang ngomongin mau nikah dimana, konsepnya, punya anak berapa, namanya siapa. Tidak hanya itu.
Berdua itu soal mengalahkan gengsi demi orang yang kita sayangi. Berdua adalah mengalah tanpa merasa kalah. Berdua itu terlibat dalam perdebatan-perdebatan untuk menyamakan persepsi. Berdua adalah tidak setuju untuk menemukan jalan untuk setuju. Berdua adalah bicara. Berdua adalah bertemu. Berdua adalah menerima kekurangan. Berdua adalah....banyak hal.

Inilah yang selama ini aku coba untuk pahami, semenjak berpacaran dengan dia. Bahwa dalam sebuah hubungan, bukan hanya usaha untuk mempertemukan dua hati dan cinta. Ada hobi, pekerjaan, rutinitas sehari-hari, materi, waktu, tenaga, pikiran dan keluarga yang kita harus bagi berdua.
Urusan yang akan dihadapi berdua nggak akan pernah habis. Makanya, berdua itu berjalan beriringan. Dan yang paling penting, berdua adalah saling, bukan paling agar seimbang, tidak timpang.

Berdua itu seperti bermain judi. Pertama, kamu mengamati apa yang bisa dipertaruhkan melalui proses pendekatan. Bernegosiasi tentang apa saja yang bisa diambil keuntungannya, lalu memilih 'siapa' yang menjadi tempat kita menghabiskan semuanya, dan menerima hasilnya. Jika pilihan kita tepat, maka akan untuk besar. Ada yang perhatian, ada yang selalu ada, jadilah bahagia. Kalau nggak tepat, ya akan kehilangan banyak, dan nggak jarang harus berpisah, mencari lagi 'tempat mempertaruhkan semuanya'.
Ketika nggak bisa memenuhi satu saja dari hal-hal yang rumit itu, maka ada resiko yang harus diambil. Akibat ringannya adalah berantem, sebel-sebelan, adu argumen, sampai diem-dieman. Akibat yang lebih berat lagi adalah putus.

Meski kata orang 'hidup bukan hanya soal cinta', tapi aku yakin orang yang ngomong begitu adalah orang yang sedang itdak jatuh cinta, atau mungkins aja dia sedang denial baru saja putus cinta. Hidup bukan hanya soal cinta, tapi cinta adalah penggerak kehidupan.

Semoga kita bisa berdua.......dengan dia yang tepat adanya. 
:")

: dear kamu, saya rindu!

Selamat malam,
@hiksyanisanie_

Jumat, 08 Agustus 2014

Alasanku ~

aku telah salah, ragukan niatmu...
akulah lelaki dengan jiwa bocah...
yang coba dewasa, yang coba berubah...
mohon dampingilah, jangan tinggalkan...

tak terbayangkan...jika kau pergi..

kau alasanku untuk dewasa
dan aku tak ingin kau terluka 
segenap jiwa akan kujaga, keindahanmu...

menepi sejenak denganku
bahagia selamanya denganku...

Sheila On 7 - Alasanku 
(Menentukan Arah -2008)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

terinspirasi dari lagunya Sheila On 7 diatas, aku pengen cerita sedikit. Boleh dibilang curhat juga sih..

Tepat 3 bulan sudah statusku sekarang sudah berubah menjadi "Mantan". sejak Mei kemaren.
keputusan yang berat tentunya buat aku, berat sekali. Bahkan beratnya masih aku bawa sampai detik ini, mungkin karena kita berdua sudah melalui banyak hal sebelum perpisahan ini datang memperkenalkan dirinya.
Jujur saja, perasaan itu masih saja sama. Terbukti setelah beberapa kali kita berdua sempat ketemu secara tidak sengaja. Perasaan seperti ada kupu-kupu yang menari di perutku, jantung yang masih berdebar kencang setiap melihat senyumannya. Semuanya masih saja sama.
Banyak orang sebenarnya belum mengetahui sebabnya kenapa saya memutuskan untuk berpisah setelah sekian lama kita berpacaran. Ya saya yang minta, walaupun akhirnya kangennya setengah mati. 
Saya belum masuk di fase malesnya putus, seperti kata temen-temenku ketika putus mereka harus ngejelasin kalo mereka putus ke orang-orang yang nanya. Sejauh ini, belom banyak yang nanya, atau mungkin mereka tahu tapi gak mau ambil pusing dengan hubungan orang. Hanya beberpa orang yang tahu sih, sahabat terdekat bahkan orang rumah pun belum ada yang tahu. Alesannya karena mereka gak pernah nanya. 

Awalnya dia mulai menjauh, alasannya karena ada beberapa sifatku yang dia gak suka. Aku sudah coba buat perbaikin, ya namanya juga berubah, pasti butuh proses. Dan sepertinya dia bukan tipe orang sabar seperti yang aku nilai sebelumnya. Atau karena ada hal lain yang membuatnya tidak peduli dengan kesabaran untuk membimbingku menjadi lebih baik. Aku tahu dari awal, dia sebenarnya bisa menjadikanku seseorang yang lebih baik karena aku menangkap kesabaran dari dirinya yang dia tunjukkan sejak pertama. Ternyata, dia tidak sesabar itu. mungkin ekspektasiku berlebihan selama ini tentangnya.

Suatu hari di ulang tahunku, dia pernah bilang "Semoga kedepannya kamu jadi lebih baik, kalo kamu masih butuh aku buat perubahan kamu yang lebih baik, aku masih disini buat kamu". Namun kenyataannya, disaat aku masih dalam proses perubahan itu, dia lebih memilih orang lain dibelakangku. Kembali ke masa lalunya. Kemudian pergi tanpa berpamitan sedikitpun. 

Bukannya menepi, sekarang dia menjauh. Disaat aku masih berusaha dewasa, berubah menjadi lebih baik lagi. Dia memilih untuk pergi, bersenang-senang dengan orang lain. Berkhianat, selingkuh, atau apalah namanya. Entahlah. Tapi aku tahu, dia punya alasan memilih jalan itu, tapi sayangnya dia tidak pernah berani untuk jujur kepada dirinya sendiri dan aku. Dia mengajarkanku jujur, tapi ternyata dia yang tidak jujur. Dia mengajarkan aku untuk dewasa, pada kenyataannya...

Yah...bagaimanapun perlakuannya padaku. Jujur saja, aku masih sayang dia. masih sama, belum ada yang berubah hingga aku menuliskan blog ini. Jika suatu hari, dia tidak sengaja mampir ke blog ku dan membaca tulisan ini, aku berharap dia datang kehadapanku dan memelukku erat. Itu saja. 

Selamat malam,
@hiksyanisanie_