Selasa, 03 Oktober 2017

Pregnancy and its drama

Hari ini, tepat usia kandunganku memasuki 22 minggu - menuju 6 bulan -
alhamdulillah, semua sehat. ibu dan si cikimil di dalam -kata dokter-
setelah nikah di februari lalu, alhamdulillah gak lama dikasih langsung kepercayaan buat menjaga amanah dari Allah. meskipun sama sekali gak di rencanain, gak ada tuh istilah program2 kehamilan, dan semacamnya. pokoknya mengalir apa adanya aja. dan setelah 3x dapet 'palang merah' selepas nikah, maka dapatlah 'dua garis merah' di dalam testpack.

Awal kehamilan, di bulan pertama sebelum memberanikan diri untuk testpack, emang sih ngerasa ada yang beda dari badanku. entah makin beser lah (sampai susah tidur karena kebelet melulu), entah ngos-ngosan pas lagi duduk, dan banyak keanehan lainnya. tapi, aku ngerasa mungkin karena capek kali, soalnya waktu itu aku masih sering nemenin tsuamik keluar kota buat tugas kantor. yaudah, cuekin ajalah, banyak minum air putih. sampai akhirnya penasaran juga ketika semua orang negor setiap ngeliat aku "eh udah hamil berapa bulan?" atau "lagi hamil ya?" itu berlangsung hampir beberapa minggu, apalagi setiap mampir main ke kantor tsuamik. memasuki bulan Ramadhan tahun ini, karena udah lelah dengan tegoran orang-orang dan makin penasaran juga sih sebenarnya, walaupun takut kecewa. berani aja aku sama si tsuamik beli testpack.

Setelah mencoba beberapa jenis testpack, muncullah garis dua yang kabur. Mikirnya sih, ah...masih kabur, mungkin dikit lagi waktunya haid. Tapi, kok...baru sadar ternyata ini udah awal bulan belom juga haid. Meskipun jauh sebelum nikah emang siklus berantakan. Tapi, degdegan juga. Makanya, hari itu aku memberanikan diri ngajak tsuamik ke dokter, buat periksa. Apalagi waktu itu udah bentar lagi mau mudik lebaran, takut kalo beneran hamil gak boleh kemana-mana naik pesawat.

Hari senin kedua di bulan Ramadhan, aku ajakin tsuamik ke dokter (ampe dia bolos kantor) dan periksa pertama itu di RSIA Bunda Aliyah, Pondok Kelapa. setelah antri beberapa lama, waktunya saya dan tsuamik masuk ke ruang praktek dokter. Inget banget, hari itu saya dilayani oleh dr. Siti, dokternya lumayan ramah dan menenangkan. Seperti pada umumnya, ditanyalah kapan haid terakhir dll, lalu diajak ke tempat tidur untuk dilakukan USG. Namun, saat itu yang terlihat hanyalah kantung kandungan yang membesar, kata dokter "ini kantong kandungannya ibu, sudah mulai membesar walaupun embrionya belum kelihatan tapi saya bisa menyimpulkan 90% ibu hamil. kalo ibu mau saya USG transvaginal mungkin akan lebih jelas", cuma karena saya takut, saya hanya tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada dokter kala itu. Dokter pun menyarankan untuk kembali lagi setelah 2 minggu kemudian, setelah dapat vitamin dan penguat kandungan, saya pun pulang kerumah. Raut wajah tsuamik, ada kekecewaan disana, dia takut sangant berharap dan kemudian kecewa. Saya hanya bisa pasrah, berserah diri dan berdoa. Kalo memang rejeki saya dan tsuamik telah tiba, hanya Allah yang mampu menjaga kami. Setelah hari periksa lewat, jujur aja tsuamik lebih sensitif, dikit-dikit emosi gampang kepancing, saya berusaha ngerti. Mungkin dia juga berharap banyak ke saya, tapi ya harusnya lebih pasrah aja kan. disini kita bisa belajar buat ikhlas.


Tibalah 2 minggu kemudian, kebetulan saya dan tsuamik sudah berada di kampung halaman, waktunya kami mudik. Saya akhirnya berani memberitahukan kepada ibu saya, kemudian ibu saya menyarankan untuk kembali periksa ke dokter obgyn. Dengan berat hati, dan penuh rasa takut saya memberanikan diri untuk ke dokter kembali, kali ini ditemani oleh ibu saya dan tsuamik. Setelah antri, akhirnya giliran kami masuk, dilayani oleh dr. Rina, SP.OG di klinik Kartini. Setelah beberapa pertanyaan dasar seperti haid terakhir dan kapan terakhir "bertemu" tsuamik, saya disuruh berbaring di kasur periksa. Ternyata, metode yang digunakan oleh dr. Rina ini, jika usia kehamilan dibawah 4 bulan maka, USG yang dipakai adalah transvaginal, mau gak mau saya harus mengikuti, dengan alasan embrio susah kelihatan dalam usia kehamilan muda di trimester pertama, jadi kalo pake transvaginal ini pasti kelihatan, langsung ketemu sama si dedeknya.
Bismillahirrahmanirrahim...
dan...
muncullah bentuk sebesar "kacang merah" di layar USG, lalu dokternya berkata "alhamdulillah, selamat ya ibu, bapak. itu embrionya udah kelihatan, saya cek dulu ya usianya berapa minggu? alhamdulillah sudah masuk 6 minggu 5 hari. sehat-sehat ya ibu" kemudian saya dipersilahkan duduk kembali di meja hadapan dokter. Yang paling saya perhatikan adalah tsuamik saya, saya tau ada airmata haru yang barusan menetes dari kedua matanya, matanya masih berkaca-kaca, dia meremas pundak saya dan berbisik, "i love you, sayang".

Gimana rasanya?
campur aduk, seneng, sedih, takut, dll.
kenapa sedih? egois sih sebenarnya. soalnya selama nikah karena tsuamik sibuk tugas luar dari kantor sampai detik ini kita gak pernah bener-bener honeymoon loh! banyak destinasi wisata yang harus rela saya coret satu per satu, saya harus ngalah, saya gak boleh egois, saya sedang menjalankan amanah.
kenapa takut? takut gak bisa ngejagain amanah ini dengan baik, namanya juga baru pertama kali kan? wajar kan?
seneng? udah pasti! gak semua orang seberuntung ini. gak direncanain, gak perlu nunggu waktu yang lama dan akhirnya dikasih kado & surprise Ramadhan, Semesta se keren itu ya?

Hari-hari berlangsung dengan penuh rasa syukur dan spesial. Alhamdulillah, kenikmatan yang tiada duanya! Dan drama pun dimulai,
memasuki usia kehamilan 3 bulan, saya baru merasakan yang namanya mual, ngidam & muntah. dan rasanya, gak enak. penuh rasa bersalah. saya gak bisa makan dengan tenang, setelah kenyang beberapa saat, timbullah rasa mual dan akhirnya harus "dikeluarin" smuanya di kloset kamar mandi. sedih banget, karena ngerasa gak bisa kasih sesuatu yang maksimal buat si cikimil. Gak ada satupun makanan yang terlihat enaaaak di lidah. selalu bikin mual dan muntah, apalagi yan namanya nasi. Cium aroma nasi aja udah mual banget, pengennya apa saja selain nasi yang dimasak dirumah, sampai pernah satu waktu, saya minta sepiring nasi sama tetangga saking pengennya makan, tapi gak suka bau nasi di dalam rumah saya, tetangga saya cuma senyum-senyum aja. maklum. ibu hamil katanya. dan periode drama mual ini hanya berlangsung 1 bulan, alhamdulillah. gak lama. dan sedihnya badan saya harus turun sebanyak 6kg, tapi si cikimil didalam perut makin berkembang dengan baik, semuanya normal.

Memasuki bulan ke 4 kehamilan saya, atau memasuki trimester ke 2, nafsu makan makin membaik, walaupun saya gak terlalu doyan sama sayur, makan sayur cuma maunya kangkung sama bayam aja. yang lain gak suka. dan seneng banget sama daging, di masakin apapun yang namanya daging itu berasa enak banget masuk di dalam perut. hahaha.
Meskipun kemalasan dan keterngantukan itu sering sekali menyerang, saya kadang ngomong sama diri sendiri, kok saya makin males ya? kayaknya gravitasi kasur itu terlalu kuat memeluk.
Tapi, sedikit terbantu mengatasi kemalasan karena saya tinggal dirumah berdua aja sama tsuamik, kalo malasnya diikuti terus, kapan masak dan beberes kelar? jadi memaksakan diri sebenarnya. dan alhamdulillah, meskipun di sela-sela pekerjaan rumah, kadang harus masuk kamar dulu istirahat dikit baru lanjut lagi menyelesaikan tugas rumah.

Selama kehamilan, sebenarnya penuh dengan drama.
saya pernah merasa sangat kesepian, berasa gak ada yang ngerti, berasa gak ada yang nemenin.
kadang saya nangis, karena ngerasa gaada siapa-siapa, dan rasanya gak enak banget.
padahal, ibu hamil gak boleh sedih. harus selalu happy. biar anaknya juga ikutan happy, kan?
apa itu wajar? saya hampir 4 bulan ngerasa se-drama itu. tapi, setelah baca beberapa artikel, saya harus move-on dari drama kehamilan ini, walaupun itu wajar, tapi tetep harus kita kendalikan. Namanya juga perubahan hormonal, walaupun kadang-kadang saya masih ngerasa saya masih kadang-kadang drama deh sampai sekarang. haha..

Tapi, alhamdulillah. selama kehamilan ini, saya ngerasa saya betul-betul terbantu dengan kehadiran tsuamik saya, disaat saya pegel dan susah tidur apalagi. makasih ya, tsuam. haha.
beberapa orang bilang, sisi terbaik tsuamik kamu akan keluar seluruhnya ketika kamu hamil, and it's true! it happend to me.

Sebenarnya masih banyak drama-drama lainnya, masih banyak yang pengen di tulis dan diceritain, cuma tsuamik udah balik kantor dari leburnya, waktunya nemenin tsuamik makan malem dulu ya, see ya! tenang, masih banyak utang tulisan yang nyempil di draft, bakalan di posting satu persatu segera ya...



withLove,
hiksyanisanie

Kamis, 16 Maret 2017

Bisa saja. Aku denganmu.

Bisa saja, cinta jatuh dari langit kearah dan tatap yang mana saja yang tak disangka-sangka.
Tatapan itu tahu bagaimana jantungku kehilangan kemampuan mengatur laju irama detaknya; setiap di dekatmu.

Terkadang, aku hanyalah sepenggal malam yang habis hanya dengar menerka-nerka kabarmu. seperti biasanya.
Memilikimu. aku tak ingin menjadi wanita yang paling beruntung. jika ternyata kau merasa merugi.
Terkadang aku jahil bertanya pada Tuhan, entah mungkin ini hanya penasaran saja. di lembaran-lembaran takdirku berikutnya, adakah tertulis beberapa pagi bersamanya?

Lalu aku pernah menunggu seseorang untuk percaya bahwa aku bukanlah kesia-siaan yang berikutnya.
dan semesta kembali membuatku hampir berhasil percaya.

Aku yang masih menyenangimu, terserah kau senang atau tidak. namun, akan tetap seperti itu. menyenangimu apa adanya. sampai kau sendiri yang menambahkannya.

Di hariku akan selalu ada musim kering, yang selalu pula menunggu hujanmu. yang terkadang engkau sembunyikan dalam bentuk senyum yang paling manis

Barangkali aku butuh seseorang yang paling percaya ada setinggi apapun khayalanku.
Dan diam-diam engkau mengamini di dalam hati kemudian ikut andil di dalamnya.

Aku perlu kamu. 
Aku sekedar ingin tahu bagaimana rasanya jika cinta, sayang, dan rinduku dipakai oleh orang yang memang aku ingin.
Di dalam hati, ada rasa yang ku jaga tetap menyala melewati musim apapun. 
Meski nanti entah sempat atau tidak kau nikmati hangatnya

Aku yang dipanah tatapanmu, hanya sebuah jantung. dengan debar lebih cepat dari waktu yang diperlukan mata untuk satu kali kedipan. 
Dan kesalnya sebab kamu adalah pelukan paling sulit yang pernah di taklukkan rinduku.

Kadang pagiku cukup oleh hal sederhana. 
Ketika terngiang senyummu dan merasakan debar-debar yang masih tetap sama.
Jatuh cinta membuat kita kadang mendadak pintar mengarang. 
Mengarang hal-hal baik yang belum tentu ada di diri seseorang.


---------------------------------------------------------------------
19:39 - 16 Maret 2017
dinginnya ruangan kerja tsuamiks yang sedang lembur.
perut keroncongan. namun, hati tenang. kesayangan sedang ada di jarak 10cm dari tempatku berdiri. 



withLove, 
hiksyanisanie. 

Rabu, 25 Januari 2017

Cita-Cita Seorang (Calon) Istri


apa cita-cita kamu setelah menikah dan menjadi seorang istri?
punya rumah besar? mobil keluaran terbaru? segera punya anak?
apa saja, selama baik, berdoa dan berusahalah terus untuk meraihnya.
Saya ?
Saya adalah perempuan yang bercita-cita menjadi seorang istri dan ibu yang baik,
yang bukan hanya mahir mengurus anak, rumah, dan suami.
tetapi juga bisa mencari uang untuk paling tidak menghidupi hobi sendiri. (Baca : belanja make up, buku, mainan gajah dan starwars)
Saya sih pengennya bisa mandiri, kalo kepengen apa-apa bisa sendiri, nggak harus minta apalagi merengek ke suami.
Biarlah dia cukup dipusingkan dengan biaya rumah tangga dan pendidikan anak, urusan kepengenan saya pengennya bisa saya penuhi sendiri.
Malahan, saya akan lebih senang kalo penghasilan saya bisa support suami juga.
Karena di bayangan saya, pernikahan itu semuanya harus ditanggung bersama.
Itu kan pengennya, semoga dikasih jalannya.

Udah, gitu aja? Nggak.
Saya pengen bisa nyiapin sarapan untuk anak-anak dan suami saya setiap pagi sebelum berangkat ke kantor.
Bisa pulang cepat untuk menyiapkan makan malam untuk mereka, atau sekedar snack di malam hari untuk menemani (calon) suami saya begadang nonton Juventus.
Bisa ngajarin anak saya bahasa Indonesia yang baik, bisa melindungi dan menjaga anak-anak saya dari konten Youtube yang isinya cuma "anjing, bangsat, peler, kontol, tete!".
Bisa nemenin anak-nak saya main setiap weekend, beli mainan, buku bacaan, berenang, jalan-jalan ke taman, jalan ke museum atau sekedar masakin Ikan Pallumara kuah kuning kesukaan (calon) suami saya.

Kalo belum punya anak?
Saya pengen menjadi istri yang bisa mendengarkan suaminya, muluknya...pengen bisa bantuin (calon) suami untuk menyelesaikan masalahnya.
Tapi kadang, kita punya keterbatasan, kan?
Jadi, kalo gak bisa bantuin, paling tidak saya bisa bikin dia merasa lebih tenang dan merasa semuanya akan baik-baik saja (walau kenyataannya tidak).
Saya ingin jadi istri yang setiap suami saya bangun tidur, saya sudah ada di depannya, membawa secangkir kopi hitam serta sebuah kecupan yang tak kalah hangat.
Saya pengen jadi istri, yang ketika suami saya pulang kerumah, saya sudah cantik dan wangi, sudah menyiapkan makan malam, sudah siap memeluknya dan mendengarkan bagaimana harinya berjalan.

Saya pengen jadi istri yang setiap malam sebelum tidur, bisa diajak berdiskusi soal pekerjaannya, atau soal vapor dan liquid incarannya. Saya pengen jadi istri yang bisa diajak bebodoran, tertawa bersama, karokean lagu-lagu zaman dulu, dengerin dia nyanyi sampai nge-growl walau suaranya pas-pasan dan berakhir dengan kami ketiduran. Saya pngen jadi istri yang tiap masuk angin atau tiap kakinya pegel-pegel, saya tinggal pijetin dan bikin teh anget, jadi gak ada alesan buat dia lari ke tempat pijit. Saya pengen jadi istri yang gak pernah lupa sama kewajibannya dan punya suami yang gak pernah lupa untuk memberikan hak-hak istrinya. Apa saja itu? Dikompromikan dahulu.

Banyak juga ya kepengennya :))
Lho, bukan hanya itu. Saya juga pengen jadi istri yang bisa bilang "saya punya" ketika dia sedang kekurangan, atau "saya kuat" ketika dia merasa lemah, atau "saya bisa" ketika dia tidak mampu. Bukan karena dia tidak sempurna dan saya menyempurnakannya, tapi karena saya ada untuk membuat hidupnya lebih mudah, bukan menyusahkannya. Karena sayapun gak sempurna, sayapun gak lengkap, saya cuma butuh seseorang yang bisa membuat hidup saya lebih ringan ketika beban sedang berat-beratnya. Pun dia.

Masih ada lagi?
Ada, dong.
Saya pengen jadi istri yang bisa dia ceritakan ke orang lain dengan mata berbinar-binar dan bibir yang tersenyum. Istri yang juga disayangi oleh keluarganya. Istri yang dengan bangga dia gandeng ke setiap undangan. Muluk ya?

Saya pengen begini, saya pengen begitu...
Saya gak perlu mempertanyakan apakah dia akan memperlakukan hal yang sama, karena dengan memutuskan untuk mengatakan "iya" saat dia melamar saya dihadapan seluruh keluarga besar kami, saya yakin kalau dia akan menjadi sebaik-baiknya suami, sepantas-pantasnya lelaki.

Bagi kamu yang punya keinginan yang sama dengan saya, yuk...
dari sekarang coba untuk memperbaiki diri dan memantaskan diri untuk kelak menjadi pendamping seorang lelaki. Dan untuk lelaki yang pengen punya istri baik, coba juga belajar bagaimana caranya menjadi suami yang layak.



with Love,
hiksyanisanie

-------------------------------------------------------------------------------------------------------
H-10 menjelang Dia yang memilih saya menjadi calon istrinya akan mengucapkan janji dihadapan kedua orang tua dan dihadapan Tuhan saya.
Cobaan silih berganti, namun kekuatan hati dan doa telah menghantarkan kami sampai hari ini.
Tidak ada usaha yang berlebih, namun bibir dan hati lebih sering berucap ke langit. Berharap malaikat juga mendengar dan menyampaikan kepada Semesta. Sang Maha Pengatur segala apa yang kami rencanakan.

Persiapan yang selalu terasa kurang, undangan yang belum semua tersebar. Godaan iman yang berontak, pertengakaran kecil, insha Allah kami dapat lewati bersama menuju Februari penuh cinta. Insha Allah. aamiin...

Makassar, 25 Januari 2017 
23:05 PM - di bawah basah langit abu-abu.