Sabtu, 31 Oktober 2015

Hujan di Penghujung Oktober ❤️

selamat sore, bumi dan semesta.

apa yang sungguh berbeda dari petualangan sore ini? 
aroma yang sudah lama kurindukan, semenjak bulan Juni yang lalu. 
pandangan daun dari pepohonan yang biasanya ditutupi kepulan debu kini berubah menjadi hijau kembali dengan tetesan air di ujung daunnya.
tanah yang dulunya kering dan retak, kini meretakkan penciuman atas aromanya yang sungguh menenangkan hatiku.

bunga-bunga nampaknya siap untuk mekar menyambut kesejukan baru.
kemudian, lihat anak kecil yang sedari tadi duduk dibawah terik mentari, kini melengkungkan senyumnya sambil berlindung di bawah atap, sedari tadi bersyukur. 
seakan tidak sabar ikut menari bersamamu, hujan.

lalu kemudian, apa kabar saudara kami yang beberapa bulan belakangan sedang berusaha bertahan hidup diantara kepulan asap yang mematikan perlahan?
aku tahu, mereka pun menyunggingkan senyum penuh syukur dibalik masker yang mereka kenakan. 
seakan dalam hati mereka "semesta, terimakasih atas kiriman berkah hujanMu hari ini"

namun, beberapa lagi menggerutu dalam hati. 
ada beberapa dari mereka "pekerjaanku belum selesai disaat hujan turun" ya...itu kata mereka yang bekerja di jalanan. mengecor jalan-jalan yang akan dipakai nantinya.

Hujan. 
peristiwa yang banyak menimbulkan kontroversi dan perdebatan di awal kedatangannya.
nampak seperti pejabat baru yang akan dilantik. selalu saja demikian. 

namun, hujan bagiku.
selalu membawa ketenangan dalam hati.
dengan aromanya yang mengepul, yang seakan-akan membuat senyumku lalu merekah. seperti sedang jatuh cinta.

Hujan, 
seperti itulah aku mencintai hujan. 
kemudian tergila-gila sampai ingin rasanya merasakan menari di bawah hujan.
dia tidak pernah mengeluh meski sering jatuh dan dipersalahkan.
dan lalu tanah, menyambutnya dengan penuh ikhlas melalui aroma pekatnya tanah basah. 

Hujan, 
jika di ujung oktober ini, aku boleh menyebut kau sebagai berkah untukku. 
dan untuk saudara-saudaraku disana yang lama sekali menantimu.
kau sebagai pembawa kebahagiaan bagi kami. 
kau yang bisa disebut apa-apa yang menjadi harapan.

sungguh, aku bersorak syukur menyambutmu. 
bukan karena terlalu lama aku menanti, 
terlebih karena kau adalah impianku, kesenanganku, dan pembawa harapanku. 

Hujan, aku selalu yakin. 
disetiap tetesanmu jatuh ke bumi, 
adalah apa-apa yang kami sebut dalam do'a di sujud akhir.
yang sedang menunggu kabulnya masing-masing. 

Semesta, terimakasih aroma tanah basah dan hujan di penghujung senja akhir Oktober.


withLove, 
hiksyanisanie


2 komentar:

  1. allahumma sayyiban nafi'an .... alhamdulillah hujan ^_^ kemarau telah berlalu
    tanah basah menghapus jejakmu.. #eh #eeaa #eeaa

    BalasHapus
  2. kak qiah ����������
    biar hujan menghapus jejakmu~~

    BalasHapus