Jumat, 13 Februari 2015

trauma itu datang kembali...

Trauma akan kesakitan itu kembali datang, trauma dengan ruangan icu dan berbagai alat-alat yang menempel di badang seorang pasien. trauma yang saya pikir sudah sembuh sebelumnya, ternyata datang kembali. 

Siang ini, saya duduk di hadapan instalasi farmasi sebuah rumah sakit di Makassar, menunggu antrian mengambil obat. kebetulan hari ini saya dapat tugas buat nganterin ponakan saya yang lagi sakit buat check up ke dokter. kemudian salah satu staff apotek yang kebetulan mengenal saya memberitahukan kabar sedih, salah satu staff mereka sedang dirawat karena sakit di ruangan ICU, sudah hampir dua minggu katanya,
"san, kak pika lagi sakit itu...ada tumor di otaknya, udah dua kali di operasi, sekarang masih koma di ICU. Naik lah, jengukin...kasi semangat buat dia"
setelah mengambil obat, saya langsung saja menaiki tangga menuju ICU yang berada di lt. 3 rumah sakit itu.

Masih sama, aroma kamar ICU jelas sekali di indera penciuman saya. ternyata saya masih hapal aroma ini, dan aroma ini membuat saya kembali lagi di 3 tahun yang lalu, saat saya masih sering bolak-balik ICU untuk menjaga seseorang. 

Saya berdiri mematung di depan kamar no. 1 tempat kak pika di rawat, kaki saya enggan sekali untuk melangkah, air mata saya seketika jatuh, dalam hati saya beristighfar sambil mencari Al Quran dan surah Yasin di dalam ponsel saya, mata saya dipenuhi air mata. Ya Allah, kejadian ini terulang kembali, dengan orang yang berbeda namun masih sama "mereka bagian dari orang yang saya sayangi"

Setelah memakai masker dan baju steril, saya melangkah masuk di ruangan dimana kak pika sedang berbaring lemah, tak berdaya, dengan semua alat yang terpasang di tubuhnya. Ya Allah, 3 tahun lalu saya cukup tersiksa dengan pemandangan seperti ini selama 6 bulan, dan kembali lagi saya harus berhadapan dengan pasien yang terbaring tak berdaya ini. Perlahan saya mengambil tangannya, mengusapnya perlahan, mengajaknya ngobrol sebentar kemudian saya memulai membaca Yasin untuk dia. Dalam hati saya hanya mendoakan untuk kekuatan dan kesembuhannya, hanya itu. Namun saya masih tidak bisa membendung air mata yang sedari tadi masih mengalir deras. 

Saya memegang tangannya begitu erat, saya kembali mengingat pertama kali saya bertemu dengannya di sebuah tempat makan di sebuah Mall di kota Makassar, saya kemudian mengingat dia pernah memberikan saya sebuah hiasan ponsel couple, pada saat itu saya masih berstatus pacar dari sahabatnya, dia juga tempat curhat saya namun karena ada kesalahpahaman makanya hubungan saya sempat merenggang, tapi alhamdulillah sudah membaik. Namun setelah itu saya tidak pernah lagi mendengar kabarnya, tapi saya masih sering melihatnya bertugas ketika masih dalam keadaan sehat. dan hari ini....saya jujur saya tidak kuat melihatnya berbaring seperti ini. Dia adalah perempuan yang ceria, penyayang, baik hati dan humoris. 

Ya Tuhan, tak ada lain yang kupinta padamu hari ini, saat aku memegang tangan perempuan yang baik hati ini, berikan dia senantiasa kekuatan melawan segala penyakitnya Ya Allah, angkat penyakitnya dan berikan dia kesembuhan agar dapat kembali berkumpul di tengah-tengah kami yang menyayanginya. Ya Allah, aku mohon padamu. Jangan lagi biarkan aku kehilangan orang yang aku sayangi dalam keadaan lemah tak berdaya seperti ini, didalam ruang ICU ini.

Tuhan, hilangkan pula trauma ku dengan penyakit yang berhubungan dengan semua ini, kanker dan tumor yang berakhir di ICU dengan keadaan koma, masih belum sanggup kuhadapi. Berikan kami pula kekuatan untuk senantiasa mendoakan dia yang sedang terbaring lemah tak berdaya. 

Trauma itu kini datang kembali,
sungguh tak mampu aku menopang badanku lebih lama untuk berdiri berpura-pura kuat
sungguh tak mampu mataku menahan air mata yang sedari tadi tumpah ruah
sungguh tak mampu aku menggenggam lebih erat tangannya karena tanganku sudah mati rasa
sungguh tak mampu lagi aku mengeraskan suara untuk membaca ayat-ayat suciMu dengan lantang
hatiku kini terlalu rapuh menyakisikannya seperti ini,
Tuhan, doaku hanya berharap yang terbaik untuknya, dan bisikkan padanya bahwa aku sungguh menyayanginya. Jangan biarkan aku menyesal karena tidak pernah mengatakan itu padanya.
Tuhan, lindungi dia dengan segala bentuk upaya dan doa dari kami yang mendoakannya.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Dear kak pika, 
kalau kak pika sembuh nanti, mugnkin ada kesempatan membaca tulisan yang sani buat untuk kak pika, sani minta maaf untuk kesalahan dan khilaf yang pernah terjadi. Kak pika masih jadi kakak yang baik untuk sani, selalu :")
cepat sembuh kak pika ku sayang....



Love, 
hiksyanisanie

2 komentar:

  1. Sedihnya san.. :'(
    Pada akhirnya
    Dia telah almarhumah....
    Alfatihah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih kak qiah atas perhatiannya :')
      pada akhirnya, ada yang selalu lebih sayang sama kita.
      Amin.

      Hapus