Jumat, 08 Agustus 2014

Alasanku ~

aku telah salah, ragukan niatmu...
akulah lelaki dengan jiwa bocah...
yang coba dewasa, yang coba berubah...
mohon dampingilah, jangan tinggalkan...

tak terbayangkan...jika kau pergi..

kau alasanku untuk dewasa
dan aku tak ingin kau terluka 
segenap jiwa akan kujaga, keindahanmu...

menepi sejenak denganku
bahagia selamanya denganku...

Sheila On 7 - Alasanku 
(Menentukan Arah -2008)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

terinspirasi dari lagunya Sheila On 7 diatas, aku pengen cerita sedikit. Boleh dibilang curhat juga sih..

Tepat 3 bulan sudah statusku sekarang sudah berubah menjadi "Mantan". sejak Mei kemaren.
keputusan yang berat tentunya buat aku, berat sekali. Bahkan beratnya masih aku bawa sampai detik ini, mungkin karena kita berdua sudah melalui banyak hal sebelum perpisahan ini datang memperkenalkan dirinya.
Jujur saja, perasaan itu masih saja sama. Terbukti setelah beberapa kali kita berdua sempat ketemu secara tidak sengaja. Perasaan seperti ada kupu-kupu yang menari di perutku, jantung yang masih berdebar kencang setiap melihat senyumannya. Semuanya masih saja sama.
Banyak orang sebenarnya belum mengetahui sebabnya kenapa saya memutuskan untuk berpisah setelah sekian lama kita berpacaran. Ya saya yang minta, walaupun akhirnya kangennya setengah mati. 
Saya belum masuk di fase malesnya putus, seperti kata temen-temenku ketika putus mereka harus ngejelasin kalo mereka putus ke orang-orang yang nanya. Sejauh ini, belom banyak yang nanya, atau mungkin mereka tahu tapi gak mau ambil pusing dengan hubungan orang. Hanya beberpa orang yang tahu sih, sahabat terdekat bahkan orang rumah pun belum ada yang tahu. Alesannya karena mereka gak pernah nanya. 

Awalnya dia mulai menjauh, alasannya karena ada beberapa sifatku yang dia gak suka. Aku sudah coba buat perbaikin, ya namanya juga berubah, pasti butuh proses. Dan sepertinya dia bukan tipe orang sabar seperti yang aku nilai sebelumnya. Atau karena ada hal lain yang membuatnya tidak peduli dengan kesabaran untuk membimbingku menjadi lebih baik. Aku tahu dari awal, dia sebenarnya bisa menjadikanku seseorang yang lebih baik karena aku menangkap kesabaran dari dirinya yang dia tunjukkan sejak pertama. Ternyata, dia tidak sesabar itu. mungkin ekspektasiku berlebihan selama ini tentangnya.

Suatu hari di ulang tahunku, dia pernah bilang "Semoga kedepannya kamu jadi lebih baik, kalo kamu masih butuh aku buat perubahan kamu yang lebih baik, aku masih disini buat kamu". Namun kenyataannya, disaat aku masih dalam proses perubahan itu, dia lebih memilih orang lain dibelakangku. Kembali ke masa lalunya. Kemudian pergi tanpa berpamitan sedikitpun. 

Bukannya menepi, sekarang dia menjauh. Disaat aku masih berusaha dewasa, berubah menjadi lebih baik lagi. Dia memilih untuk pergi, bersenang-senang dengan orang lain. Berkhianat, selingkuh, atau apalah namanya. Entahlah. Tapi aku tahu, dia punya alasan memilih jalan itu, tapi sayangnya dia tidak pernah berani untuk jujur kepada dirinya sendiri dan aku. Dia mengajarkanku jujur, tapi ternyata dia yang tidak jujur. Dia mengajarkan aku untuk dewasa, pada kenyataannya...

Yah...bagaimanapun perlakuannya padaku. Jujur saja, aku masih sayang dia. masih sama, belum ada yang berubah hingga aku menuliskan blog ini. Jika suatu hari, dia tidak sengaja mampir ke blog ku dan membaca tulisan ini, aku berharap dia datang kehadapanku dan memelukku erat. Itu saja. 

Selamat malam,
@hiksyanisanie_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar